Alkisah Negeri Serakah

Masalah utama dari negeri ini adalah, dipenuhi orang-orang serakah. Memangnya kenapa dengan serakah? ya, serakah telah membuat orang menghalalkan segala cara, menebang hutan tanpa aturan, manipulasi dana, manipulasi proyek, korupsi, tipu menipu, memeras, mengambil hak orang lain, suap-menyuap…

Serakah ini sepertinya penyakit yang sangat akut, mirip sekali dengan penyakit gila atau hilang akal, hingga bila seorang yang hilang akal tidak akan merasa kalau dia itu gila, bahkan bila di katakan gila, tentu dia bisa marah. Jadi teringat Film jaman dulu berjudul “Orang-orang sinting“, para pasien di rumah sakit jiwa semuanya merasa kalau dia itu baik-baik saja, bahkan menurut mereka para dokter dan suster lah yang gila.

Sebagian besar penghuni negeri ini memang mengidap penyakit tersebut, Pedagang Kaki Lima yang berdagang di tempat yang bukan haknya: Trotoar, anggota DPR yang terus merasa kurang dengan Fasilitas dan Gaji yang diterima, bahkan terkesan menghambur-hamburkan dana negara, para pengusaha yang menyuap aparat agar proyeknya dilancarkan, memanipulasi harga bahan pokok, aparatur pemerintah yang terang-terangan minta disuap, para pengguna motor yang menggunakan trotoar untuk menghindari macet atau kebut-kebutan di jalanan umum…

Ya, sangat kompleks permasalahaan negeri ini, tapi intinya bersumber dari satu sifat manusia; nafsu akan harta, kekayaan, dan kekuasaan. Kurang bersyukur dengan apa yang telah didapat…

“Karena kamu benar, maka kamu salah” (mirip monolog Butet K.).

6 Comments

  1. zaM

    Perut bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, tetapi tidak pernah cukup memenuhi perut orang-orang yang serakah, selamat datang di negeri penuh bencana, Indonesia!

  2. jadi inget puisi jose rizal manua, pung. judulnya “rakus”, lengkapnya kayak gini:

    Rakus
    Habis manis, sepah ditelan.

    Sekian!

  3. para pasien di rumah sakit jiwa semuanya merasa kalau dia itu baik-baik saja, bahkan menurut mereka para dokter dan suster lah yang gila.

    mirip dengan fenomena skrg. sesuatu yang tidak wajar tapi di”wajar”kan -> komisi, pungli, korupsi adalah sesuatu yang “wajar”.

    adalah tidak wajar (bagi mereka) bila ada orang yang memang mau mencoba hidup “bersih”…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.