Catatan Pupung

Skuter Matik Pertamaku

Sekitar kelas 5 SD saya mulai belajar naik motor, motor pertama yang saya kendarai adalah motor sejenis RX-King milik almarhum kakek saya. Menginjak kelas 1 SMP, saya menjadi saksi sebuah kecelakan maut, sebuah motor bertabrakan dengan mobil yang terjadi tepat didepan mata, sangat sangat mengenaskan, sejak saat itu saya takut mengendarai motor.

Akhir studi saya di bangku kuliah, saya melakukan sebuah penelitian untuk penulisan skripsi, dalam penelitian itu saya diharuskan untuk pergi ke beberapa kota di Jawa Barat untuk mengambil sampel objek penelitian. Terbersit dalam benak saya untuk memiliki sebuah motor untuk mempermudah transportasi.

Akhirnya pilihan saya tertuju pada sebuah skuter buatan Taiwan, dengan model lama tahun 2000, saya sangat tertarik dengan besarnya bagasi, dan sistem transmisi otomatisnya, selain itu skuter ini terbilang unik, bukan pasaran. Dan kebetulan, pada saat yang sama sedang ada promo menarik dengan skuter ini. Untuk sebuah produk kendaraan bermotor non-jepang harganya terpaut cukup jauh dari rata-rata kendaraan motor jepang dengan kapasitas yang sama, untuk kelas 125CC harganya dipatok 15,75 juta pada tahun 2005. Saya sempat bertanya-tanya mengapa harga sepeda motor ini cukup mahal ya?

Harga memang berbanding lurus dengan kualitas, dengan skuter ini, saya mendapatkan kenyamanan berkendara yang tidak didapat dari sepeda motor bebek. Karena nyamannya, di jalan kita merasa rileks, tidak cepat terasa pegal, getaran sangat minim, bahkan hampir tidak terasa, hingga posisi duduk yang nyaman. Sungguh hebat juga skuter matik buatan Taiwan ini… Sebut saja teknologi yang diusung motor ini ketika pertama masuk ke Indonesia pada tahun 2000 antara lain: engine balancing/mounting, Auto Choke, euro 2, Ban Tubeless, CCU, hingga pada sistem soket businya yang anti air. Basic mesin sepeda motor ini adalah menggunakan mesin GY6 buatan Honda, dimana GY6 banyak juga dipergunakan sebagai mesin Go Karts.

Usia sepeda motor ini sekarang sudah 2,5 tahun, dan telah menempuh perjalanan 40.000 kilometer. Cukup jauh bukan? Terang saja, motor ini dipakai untuk perjalanan lintas kota, dipakai mudik ke Tasikmalaya tiap bulan, berangkat “ngantor”, sampai jalan-jalan. Menggunakan sepeda motor di tengah kota bandung sangat menghemat waktu dan biaya, perjalanan dari Jatinangor ke Unpad Dipati Ukur hanya ditempuh dalam waktu 45 menit (naik bis atau angkot bisa 1,5 – 2 jam), jarak tempuh 50 kilometer pulang-pergi, dan menghabiskan bensin k.l. 1 liter pertamax, cukup hemat bukan ?

Ibuku saja, kalau kebetulan saya sedang di Tasik, sering minta antar ke pasar karena segala muat, di dek depan, bagasi, sampai behel belakang biasanya penuh dengan belanjaan.

Karena terkesan dengan kenyamanan berkendara dan ketangguhan skuter matic ini, saya jadi ingin memiliki skuter lain dengan kapasitas lebih besar, mungkin 150cc atau 250cc.

Testimoni tentang skuter ini dan yang sejenis:
Forum Kymco Indonesia

Exit mobile version